Sudah berapa kali kamu gagal memulai PDKT hanya karena kesulitan mengajak dia mengobrol? Jangankan PDKT, jadi teman pun rasanya mustahil karena kamu kelewat canggung dan berakhir meninggalkan kesan buruk di matanya.
Itulah kenapa penting untuk belajar memulai obrolan dengan seseorang, terlebih dengan wanita yang membuatmu tertarik. Tidak hanya soal PDKT–ini adalah kemampuan berkomunikasi dasar yang wajib dimiliki setiap orang untuk mempermudah kehidupan bersosialisasi secara umum.
1. Baca Situasi
Sangat penting untuk membaca situasi dan kondisi sebelum kamu mendekati seseorang dan mengajaknya bicara. Ini merupakan kemampuan komunikasi non-verbal yang seringkali dilupakan, padahal salah satu strategi penting untuk memulai komunikasi yang lancar.
Semenarik apapun penampilanmu atau pertanyaan yang kamu ajukan, kamu tidak akan mendapat perhatian sepenuhnya dari seorang wanita jika kamu menyapanya di tengah situasi atau kondisi yang tidak memungkinkan. Misalnya, saat dia sedang berduka, di tengah keramaian atau hingar-bingar, atau suasana serius dan formal.
Cara termudah ialah dengan tidak terburu-buru menghampirinya. Perhatikan ruangan sekitarmu, dan pastikan dia sedang santai. Hal ini bisa terlihat dari postur dan gestur tubuh serta ekspresi wajahnya. Kamu juga bisa melempar senyum tipis atau menyapanya dan melihat responnya–apakah tampak lesu, netral, atau tegang?
Dengan membaca tanda-tanda ini, kamu akan mendapat kesempatan lebih besar untuk mendapatkan perhatian tanpa terganggu.
Jika kamu belum mengenalnya sama sekali, membaca situasi akan mengurangi kemungkinan dia mengabaikanmu atau menganggapmu orang yang menyeramkan–selama kamu tidak memberinya senyum yang terlalu lebar!
2. Ajukan Pertanyaan
Akan cukup aneh jika kalian belum saling mengenal dan tiba-tiba kamu memberinya pujian atau komentar. Kamu siapa???
Jangan sampai kamu dianggap orang yang ingin mendekati dengan niat buruk. Mulailah dengan mengajukan pertanyaan terbuka untuk mendengar pendapatnya.
Perhatikan di mana kalian berada saat kamu ingin mulai mendekatinya. Kemudian, pikirkanlah kira-kira apa yang ada di sekitarmu yang mungkin bisa kamu jadikan pertanyaan untuknya.
Pertanyaan ini bisa sesederhana, “Kira-kira berapa lama lagi ya, kita perlu mengantri?” atau, “Kalau melihat langit saat ini, apakah menurutmu hari ini akan hujan?”
Jangan berikan pertanyaan tertutup yang hanya memiliki jawaban “Iya” atau “Tidak.” Ajukan pertanyaan yang mungkin menarik minatnya, atau bisa menjadi percakapan yang cukup panjang.
Jika kamu dan dia sudah berada di lingkungan yang sama untuk beberapa waktu, seperti teman satu divisi di kantor atau satu kelas perkuliahan, kamu punya lebih banyak kesempatan untuk mengajukan pertanyaan menarik. Lebih menarik lagi jika kamu sudah tahu apa yang menjadi minatnya, atau hal-hal yang sering terlihat dilakukan olehnya.
Misalnya, kamu sering melihatnya mengendarai motor dan mengenakan jaket tebal. Kamu bisa bertanya, “Apakah perjalananmu sangat jauh hingga harus selalu menggunakan jaket?” Atau, jika dia sering membawa bekal, kamu bisa bertanya apakah dia membuatnya sendiri.
Jangan dulu berpikir tentang bagaimana cara memukaunya melalui cara bicaramu. Yang terpenting adalah mendapatkan perhatiannya dan mencari kecocokan dalam cara kalian mengobrol satu sama lain.
3. Beri Komentar atau Pujian
Setelah percakapan mulai terbentuk, kamu mungkin akan mulai kehabisan topik dan mencari cara mempertahankan obrolan ini. Jangan panik–wajar jika kalian terdiam setelah tidak ada lagi yang bisa dibicarakan.
Kamu bisa beralih pada hal tentangnya yang menarik dan pantas untuk dipuji, misalnya apa yang dia lakukan saat itu, atau hobinya yang pernah kamu perhatikan.
Apakah dia sering terlihat membaca buku? Puji kemampuannya fokus membaca di berbagai kondisi. Apakah dia membuat bekalnya sendiri setiap hari? Puji konsistensinya, dan tanyakan apa rahasianya. Voila, percakapanmu pun berkembang jadi lebih menarik!
Kamu tidak dilarang untuk memuji fisiknya, tetapi untuk hal ini, kamu perlu hati-hati dalam memilih pujian. Simpan keinginan untuk memuji bagian tubuhnya terlalu detail–cukup puji pakaian, rambut, atau sepatunya yang mungkin menurutmu keren. Yang terpenting adalah tetap jaga sopan-santun dan hormati dia.
4. Perkenalkan Dirimu
Saat obrolanmu semakin mengalir, tidak akan sulit untuk memperkenalkan dirimu padanya. Jika ini pertemuan pertamamu dengannya, jangan hanya beritahu namamu–jelaskan juga kenapa kamu bisa berada di tempat yang sama dengannya saat ini. Ini akan memberikan sedikit pemahaman yang ‘rasional’ tentang kenapa kamu menghampiri dan mengajaknya bicara.
Di tahap ini, jangan dulu tergesa-gesa meminta kontaknya! Biarkan dia nyaman dengan memperkenalkan dirinya padamu. Perhatikan apakah ada yang menarik dari namanya, atau mungkin kota asalnya.
Jangan sia-siakan setiap kesempatan untuk mengembangkan obrolan agar lebih panjang dan menarik.
5. Tanyakan Lebih Detail
Hindari berbicara terlalu panjang-lebar atau bertele-tele. Berikan lebih banyak kesempatan untuknya bicara jika dia nyaman. Jadilah pendengar yang aktif dengan tidak memotong ucapannya dan memusatkan perhatianmu pada kata-katanya.
Perhatikan juga hal-hal yang bisa kamu tanyakan lebih detail, namun jangan terlalu personal. Tunjukkan bahwa kamu benar-benar tertarik dengan apa yang kalian bicarakan.
Jika beruntung, kamu mungkin menemukan kesamaan atau kecocokan yang menarik di antara kalian berdua, dan membuktikan bahwa instingmu mendekatinya tidak salah.
Saat obrolan kalian sudah cukup panjang, cari momen yang tepat untuk meminta kontaknya.
6. Jangan Memaksa
Saat percakapan sudah berjalan, kamu juga perlu membaca bahasa tubuhnya. Secara umum, orang yang tidak tertarik dengan suatu pembicaraan akan memberi respon-respon pendek. Itu karena dia tidak berminat denganmu atau hal yang dibicarakan.
Ia juga tidak akan tertarik bertatapan mata atau bahkan menghadapkan tubuhnya padamu. Ia akan cenderung menghindar atau menjaga jarak agak jauh.
Bila kamu melihat tanda-tanda itu, kamu mungkin perlu mengubur tujuanmu dan mundur. Jangan memaksakan ego untuk mendekatinya, atau memaksa dirinya untuk mengenalmu. Ingat, chemistry tidak bisa dipaksakan.
Bonus: Cari Ide Topik Pembicaraan
Langkah-langkah di atas mungkin tidak akan menjamin PDKT-mu sukses, tetapi setidaknya bisa membantumu mempersiapkan diri dan mengurangi rasa canggung untuk memulai. Kamu juga bisa menyesuaikannya untuk diterapkan saat ingin memulai pembicaraan melalui chat atau online.
Terapkan langkah-langkah di atas tanpa melupakan etika dan sopan-santun. Jangan ‘sok asyik’ sejak awal, kecuali dia memang tipe orang yang tidak masalah dengan gaya pendekatan seperti itu. Semuanya kembali lagi pada situasi dan kondisi.
Setelah berhasil mendapatkan kontaknya dan berkesempatan bicara lebih banyak dengannya, apakah kamu bingung harus membicarakan apa lagi nantinya? Tenang, kamu bisa menyontek daftar pertanyaan yang bisa diajukan saat PDKT untuk membuka obrolan yang menarik dengan dia!