Mengenali dan menyadari kecocokan ataupun perbedaan diri kita dengan pasangan adalah pengetahuan yang WAJIB diketahui sebelum memutuskan final kamu mau sama dia forever or not.
Bisa saja kita menyukai satu atau dua hal dari orang tersebut tetapi ketika kita mengenalnya lebih dekat, ada sesuatu yang dirasa kurang pas dengan kita.
Tapi bagaimana kamu menentukan apakah perbedaan sifat itu akan menjadi masalah atau tidak dan apakah kamu bisa dikatakan cocok secara sifat dengan pasanganmu?
Kali ini kami akan memberikan sedikit panduan bagaimana kamu bisa mengetahui kecocokan sifat kamu dan pasangan dan apakah perbedaan sifat di antara kalian bisa menjadi suatu masalah atau tidak.
Mengenal Personality Types
Langkah pertama sebelum kamu mengetahui apakah kamu cocok dengan pasanganmu atau tidak adalah mengenali sifat dan kepribadianmu sendiri dan kepribadian pasanganmu.
Saat ini sifat – sifat yang dimiliki seseorang dapat dijelaskan dan dikategorikan melalui pengetahuan tentang personality types.
Ada banyak bentuk personality types di luar sana, seperti.
- Myers-Briggs personality type atau MBTI dan 16 Personalities
- Enneagram
- Big 5 dan sebagainya.
Kalian bisa mencari tahu sendiri tentang personality types di atas dan kompatibilitas personality type mu dengan pasanganmu melalui tes – tes di atas.
Mengetahui Sifat Yang Bisa Disatukan dan Tidak
Kamu dan pasangan pasti memiliki beberapa perbedaan secara sifat. Jarang sekali seseorang menjalin hubungan dengan orang yang sifatnya sama persis dengan dirinya.
Di sini, kamu harus tahu dulu perbedaan sifat mana antara kamu dan pasangan yang menjadi daya tarik antara kalian dan dapat dipersatukan dan perbedaan mana yang bisa menjadi sumber konflik.
Perbedaan Yang Bisa Disatukan
Berikut ini adalah beberapa perbedaan sifat yang dapat disatukan dan malah akan saling mengisi satu sama lain.
Introvert dan Extrovert
Hal pertama yang dapat dilihat adalah energi sosial kamu dan pasangan. Jika kamu adalah seorang introvert dan pasanganmu adalah orang yang extrovert, kalian masih bisa cocok satu sama lain tergantung faktor sifat lainnya.
Si extrovert bisa menjadi jembatan sosial si introvert untuk berhubungan dengan orang lain dan si introvert bisa memberikan ketenangan yang dibutuhkan ekstrovert.
Yang perlu diingat di sini adalah seberapa persen kamu dan pasangan itu memiliki perbedaan energi sosial ini. Jika jaraknya terlalu jauh, maka akan terjadi masalah juga, namun jika perbedaanya masih bisa dikompromi, ini tidak akan menjadi masalah.
Pastikan bahwa perbedaan energi sosial kamu dan pasangan masih bisa menemukan jalan tengah dan saling melengkapi, bukan berlawanan.
Detail dan Big Picture
Orang yang detail dan orang yang melihat big picture atau pandangan luas masih bisa disatukan dan justru dapat melengkapi satu sama lain.
Orang yang detail ini bisa menemukan hal – hal yang mungkin dilewatkan oleh orang big picture sementara orang big picture dapat membuat orang detail melihat sesuatu dari pandangan yang lebih besar. Jika disatukan, akan menjadi kombinasi yang bagus dan seimbang.
Emosional dan Logis
Pasangan antara seorang yang lebih logis dengan seorang yang lebih emosional bisa menjadi kombinasi yang saling melengkapi.
Bagaimana si Logis membantu si Emosional
Misalkan kamu orang yang logis dan pasanganmu orang yang emosional. Kamu bisa membantu pasanganmu untuk melihat suatu permasalahan dari lensa yang lebih rasional.
Contohnya, pasanganmu ditawarkan produk oleh temannya yang kamu tahu ini produk itu tidak bagus secara kualitas atau lebih mahal dari seharusnya tetapi pasanganmu terlena karena dia percaya saja dengan temannya.
Kamu bisa memberikan dia pengertian dan alasan kenapa produk ini tidak bagus dan membantunya melihat secara rasional kenapa produk ini tidak bagus dan dia tidak perlu beli produk itu secara baik – baik.
Bagaimana si Emosional bisa membantu si Logis
Orang yang emosional dapat membantu pasangannya yang logis secara inter personal. Misal kamu adalah orang yang emosional dan mengerti perasaan orang dengan mudah sementara pasanganmu sangat logis hingga terlihat dingin.
Kamu bisa memberitahu pasanganmu bagaimana kata – kata yang baik untuk dia ucapkan ketika dia berinteraksi dengan seseorang. Atau kamu bisa membantunya untuk lebih peka terhadap perasaannya sendiri dan orang lain.
Seperti introvert dan extrovert, kunci keberhasilan dari hubungan si logis dan emosional adalah kompromi dan saling mengerti satu sama lain.
Terorganisir dan Spontan
Pasangan yang terorganisir dan spontan bisa bersatu dan justru mereka saling melengkapi. Si terorganisir dapat membuat rencana dan persiapan yang membantu si spontan sementara si spontan bisa membawa suasana baru dan excitement ke hidup pasangannya.
Serius dan Santai
Seseorang yang serius sangat cocok dipasangkan dengan orang yang santai. Si serius bisa membuat si santai lebih fokus kepada apa yang dia harus lakukan dan si santai bisa memberikan relaksasi ke dalam hidup si serius.
Idealistis dan Realistis
Pasangan antara idealistis dan realistis masih bisa dipersatukan dan dapat saling melengkapi. Si idealis sering datang dengan ide – ide yang unik, realis dapat membantunya untuk mewujudkan ide – ide itu dengan cara yang masuk akal.
Sementara, si realis sering kali mendapatkan inspirasi dan semangat dari si idealis yang memberikan sentuhan optimisme dan petualangan imajinasi di hidupnya agar si realis tidak terlalu membosankan.
Perbedaan Sifat Yang Tidak Dapat Disatukan
Sekarang kita akan membahas beberapa perbedaan sifat yang tidak bisa disatukan. Jika salah satu pihak tidak mau berubah (catatan: pihak yang harus mau berubah bukan dia, tetapi pasti selalu kamu) maka akan sulit untuk menjalani hubungan dengan damai.
Rapi dan Berantakan
Ini adalah contoh perbedaan sifat yang sepele dan mungkin tidak terlalu terasa pada masa pacaran, tetapi jika sudah dibawa ke hubungan yang lebih serius akan menjadi sumber masalah.
Orang yang rapi tidak akan tahan dengan orang yang berantakan dan orang yang berantakan akan menganggap orang yang rapi itu terlalu berlebihan yang berujung banyak pertengkaran. Sesuai dengan catatan di atas, bila kamu rapi dan dia berantakan, maka yang perlu berubah adalah kamu dan bukan dia.
Sanggupkah kamu berubah menjadi orang yang rapi DAN selalu merapikan semua yang dia buat berantakan? Sekalipun kemungkinan dia untuk berubah bukan mustahil, namun hal tersebut akan terjadi secara bertahap, gradual dan membutuhkan waktu.
Terlebih, besar sekali kemungkinan bahwa standar rapi yang sedang dia bangun tidak akan sesuai dengan standar rapi yang kamu sudah miliki sejak lama.
Dengan kata lain, dia akan tetap mengecewakanmu sekalipun dia sudah berusaha, sehingga, pertanyaannya tetaplah menjadi maukah kamu berubah menjadi lebih menerima dia yang berantakan? (dan menanggung konsekuensi harus turut merapikan).
Malas dan Rajin
Mirip dengan poin sebelumnya, orang yang malas dan rajin tidak akan bisa bersama. Akan ada satu poin dimana orang yang rajin menganggap orang yang malas sebagai beban dan orang yang malas bisa saja memanfaatkan orang yang rajin ini seperti parasit.
Keduanya tidak bisa bertumbuh dan si malas akan memberikan efek yang buruk kepada pihak yang lebih rajin (lebih mudah menarik seseorang ke bawah, daripada menarik seseorang ke atas).
Konservatif dan Liberal
Orang yang konservatif tidak akan bisa pacaran dan menikah dengan orang yang liberal karena perbedaan kepercayaan akan pengaruh agama, budaya dan tradisi serta pandangan terhadap isu sosial dan politik bisa menjadi sumber masalah yang signifikan.
Akan sering terjadi perdebatan yang tidak ada jalan tengahnya terutama jika keduanya memiliki opini yang kuat.
Percaya Diri dan Minder
Seseorang yang percaya diri tidak akan bisa bersama seseorang yang minder atau insecure. Kenapa?
Karena pihak yang minder ini akan menjadi benalu bagi orang yang percaya diri. Akan banyak konflik yang muncul karena pihak yang minder akan selalu mencari kesalahan untuk menjatuhkan pihak yang percaya diri secara sengaja atau tidak sengaja.
Ambisius dan Tidak Punya Ambisi
Seseorang yang ambisius memerlukan pasangan yang bisa mengerti rasa ambisi itu. Sementara orang yang tidak ambisius butuh orang yang tidak ambisius dan senang dengan kehidupan yang biasa juga.
Orang yang tidak punya ambisi akan melihat si ambisius ini sebagai orang yang terlalu serius dalam menjalani hidup dan kemungkinan akan berusaha menurunkan ambisi itu.
Sementara si ambisius akan melihat orang tanpa ambisi ini seperti orang yang menyia-nyiakan kehidupan dan berjalan tanpa tujuan hidup.
Akan banyak konflik yang muncul dari sini yang berujung pertengkaran dan tidak ada jalan tengahnya.
Pengikut Aturan dan Pembangkang
Orang yang senang mengikuti aturan tidak akan bisa bersama seorang pembangkang atau rebel.
Mungkin dalam kisah fiksi mereka bisa bersatu tetapi realitanya, seseorang yang senang mengikuti aturan akan menghakimi si pembangkang sebagai orang yang sembrono dan si pembangkang akan melihat si pengikut aturan ini sebagai sosok yang terlalu kaku dan membosankan.
Tidak ada jalan tengah di sini, maka orang yang rebel lebih baik bersama orang yang rebel dan pengikut aturan bersama orang yang suka mengikuti aturan juga.
Itu adalah beberapa contoh sifat yang dapat kamu pikirkan dan jadikan pertimbangan untuk menentukan apakah kamu dan pasanganmu memiliki kecocokan sifat atau tidak.
Intinya, semakin besar jarak atau persentase perbedaan antara kamu dan pasangan, semakin sulit disatukan dan mencari jalan tengah.
Tahu Batasan Perbedaan dan Sifat Buruk Yang Kamu Terima
Selanjutnya, kamu harus mengerti bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan sifat buruk. Sekarang pertanyaannya adalah, hal atau sifat buruk apa yang bisa kamu terima?
Di sini, kamu dan pasangan bisa membuat list tentang sifat buruk atau perbedaan apa yang kalian pribadi bisa terima dan yang menjadi deal breaker. Hal ini cukup personal dan jawaban dari setiap individu bisa berbeda.
Tapi dengan menentukan sifat yang kamu bisa toleransi dan menjadi deal breaker, kamu bisa memfilter apakah sifatmu dan pasangan itu cocok.
Contohnya:
Sifat Buruk Yang Bisa Ditoleransi
- Keras kepala
- Cerewet
- Manja
Deal Breaker
- Pelit
- Kasar
- Egois
Setelah kalian masing – masing menuliskan jawaban itu, kalian bisa saling menukar jawaban dan mendiskusikannya. Hal ini akan menghindari banyak sekali konflik yang tidak perlu sejak awal dan menghindari saling tunjuk karena sudah tahu dari awal.
Jangan Berusaha Mengubah Sifat Seseorang
Terkadang ketika kamu suka dengan seseorang, kamu berusaha untuk mengubah sifat buruk orang itu agar cocok dengan apa yang kamu mau. Tetapi hal ini hanya akan membuat kamu kecewa.
Seseorang tidak akan bisa berubah kecuali dia memang mau berubah bukan karena kamu ingin atau minta dia berubah.
Jadi, jangan pernah mencoba mengubah sifat seseorang, hal itu akan membuat pasanganmu membenci kamu dan menghancurkan hubungan baik di antara kalian.
Jika kamu memang tahu seseorang itu sifatnya tidak cocok denganmu, cari yang lain.
Apakah Kamu dan Pasangan Cocok?
Setelah kamu memikirkan sifat – sifat di atas yang kamu dan pasanganmu miliki, sekarang kamu harusnya bisa menjawab, apakah secara sifat kamu dan pasanganmu itu cocok? Jika iya, maka kalian berhasil menemukan satu alasan untuk lebih dekat dan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius.
Tetapi jika jawabannya tidak dan kalian tahu kalau sifat buruk dari pasangan kalian adalah sesuatu yang kalian tidak bisa terima, maka lebih baik hubungan itu jangan dilanjutkan karena tidak akan bisa berhasil.
Oke, sekarang waktunya kamu mengambil keputusan. Selamat mencoba.