Chasing Pavements merupakan lagu debut Adele, penyanyi solo dari Inggris yang populer dengan berbagai lagu patah hatinya. 

Meski saat itu usianya baru 19 tahun, Adele berhasil memukau penggemar musik dengan lirik yang kritis sekaligus sentimentil melalui lagu ini. 

Lagu yang terinspirasi dari pertengkarannya dengan sang (mantan) pacar itu menggambarkan proses mencari jawaban dari kegamangan Adele mengenai hubungannya yang melelahkan. Sisi ini rupanya menyentuh banyak orang dengan pengalaman yang serupa. 

Lirik Lagu Chasing Pavements

I’ve made up my mind
Don’t need to think it over
If I’m wrong, I am right
Don’t need to look no further

This ain’t lust
I know this is love, but
If I tell the world
I’ll never say enough

‘Cause it was not said to you
And that’s exactly what I need to do
If I end up with you

Should I give up?
Or should I just keep chasing pavements?
Even if it leads nowhere

Or would it be a waste?
Even If I knew my place, should I leave it there?

Should I give up?
Or should I just keep chasing pavements?
Even if it leads nowhere

I build myself up
And fly around in circles
Waiting as my heart drops
And, my back begins to tingle
Finally, could this be it, or?

Should I give up?
Or should I just keep chasing pavements?
Even if it leads nowhere

Or would it be a waste?
Even if I knew my place, should I leave it there?

Should I give up?
Or should I just keep chasing pavements?
Even if it leads nowhere, yeah

Should I give up?
Or should I just keep chasing pavements?
Even if it leads nowhere

Or would it be a waste?
Even if I knew my place, should I leave it there?

Should I give up?
Or should I just keep on chasing pavements?
Should I just keep on chasing pavements?
Oh-oh

Should I give up?
Or should I just keep chasing pavements?
Even if it leads nowhere

Or would it be a waste?
Even if I knew my place, should I leave it there?

Should I give up?
Or should I just keep chasing pavements?
Even if it leads nowhere

Makna Lagu Chasing Pavements

Meski memiliki latar yang agak miris, Chasing Pavements adalah salah satu lagu yang memberi pelajaran berharga tentang cinta yang sia-sia. 

Jika kamu pernah menjalani hubungan yang ‘berat sebelah’ atau pernah merasa berjuang sendirian, kamu mungkin bisa meresapi lagu ini lebih baik.

Apa saja yang bisa kamu pelajari dari kisah Adele di lagu ini? 

1. Mengambil Keputusan itu Tidak Mudah

Adele membuka lagu ini dengan keraguan dan keyakinan yang saling tumpang tindih. Hal itu adalah sesuatu yang wajar terjadi jika kamu menghadapi hubungan asmara yang menyakitkan.

Di satu sisi, kamu mungkin sudah lelah menjalaninya, namun di sisi lain kamu masih ingin mempertahankannya.

Mengakhiri hubungan, terlebih yang sudah berjalan cukup lama dan diawali dengan niat serius, memang bukan perkara ringan. Di satu waktu kamu akan merasa sangat yakin untuk menyudahinya, tetapi keyakinan itu dapat segera dipertanyakan kembali oleh dirimu sendiri.

Namun, hubungan yang sehat adalah hubungan yang berjalan dengan kerja sama. Jika kamu merasa pasanganmu tidak lagi kooperatif dan sulit diajak berkompromi, maka sepatutnya kamu mempertanyakan keseriusan hubungan kalian. 

2. Komunikasi itu Penting

Dalam bait kedua, Adele menggambarkan bahwa masalah yang terjadi tidak akan hilang hanya dengan mengeluhkannya pada ‘dunia luar’. 

Betapapun kerasnya kamu mencurahkan unek-unekmu pada orang lain, hal itu tidak akan lantas memperbaiki hubunganmu dengan pasanganmu.

Kamu perlu menyadari bahwa pada pasanganmu lah semua keluh-kesahmu itu diutarakan. Bagaimanapun, hubungan ini dibangun atas dasar kesepakatan kalian berdua. 

Membicarakan perasaan pada pasangan adalah hal yang seharusnya normal. Saat kamu merasa hal itu menjadi sangat sulit, berarti ada yang salah dengan pola komunikasimu dengannya.

Terlepas dari apapun bentuk penyelesaiannya–menyenangkan atau membuat kecewa–kamu seharusnya tidak ragu untuk mengungkapkan perasaanmu pada pasangan tentang hubungan kalian. Sebaliknya, kamu pun harus siap mengesampingkan ego dan mendengarkan apa yang diharapkan oleh pasanganmu. 

3. Jangan Mencintai dengan Sia-sia

Pertanyaan-pertanyaan Adele dalam reff lagu ini menunjukkan bahwa kamu mungkin akan terus mengkritik dirimu sendiri tentang keputusan untuk pergi dari hubungan yang tidak pasti, bahkan setelah kamu memiliki jawaban yang pasti.

Ungkapan ‘chasing pavements’ menggambarkan bagaimana jika kamu terus berusaha mempertahankan hubungan dan mengharapkan pasanganmu berubah.

Sejatinya, perubahan pada seseorang hanya akan terjadi jika ia memiliki keinginan untuk melakukannya, dan hal ini bukanlah sesuatu yang bisa dikendalikan oleh orang lain kecuali diriinya sendiri. 

Sehingga, sekeras apapun kamu berusaha mengubah pasanganmu, kamu akan seperti mengejar ‘trotoar’ yang ‘tidak akan membawamu ke mana-mana’–mustahil dan sia-sia.

Jika harus memilih antara menyerah atau bertahan, kebanyakan orang mengira bahwa menyerah adalah suatu hal yang selalu berkonotasi negatif: menyerah berarti kalah atau ketidaksanggupan.

Padahal, menjalani hubungan asmara bukanlah suatu pertandingan yang memiliki garis finis serta menghasilkan pemenang. 

Hubunganmu adalah sesuatu yang harus terus dirawat agar bisa tumbuh dan berkembang. Ketika kamu ‘menyiraminya’ sendirian, sedangkan pasanganmu tidak antusias untuk melihatnya tumbuh, hal itu akan menjadi sangat sulit.

Kamu tentu tidak mau terus-menerus berusaha sendiri dan melihatnya tumbuh kerdil serta berat sebelah tanpa kasih sayang yang cukup. Meski tumbuh, tetapi itu semua akan sia-sia karena hubunganmu tidak tumbuh dengan baik dan tidak memberikan manfaat apapun bagi kehidupanmu.

Menyerah dalam hubungan berarti membuat keputusan berani untuk mundur dan berhenti demi menghemat tenaga fisik dan mental–alias menjaga kewarasan. 

Melalui lagu Chasing Pavements, kamu akan lebih memaknai pentingnya rasionalitas dan tidak hanya mengandalkan emosi dalam menjalin hubungan. Kebahagiaanmu lebih penting daripada kebahagiaan bersama yang dinikmati dengan orang yang tidak menginginkannya!